Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Dari PPKD Jaksel menuju ke Negeri Sakura
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-16 08:41:07【Resep】254 orang sudah membaca
PerkenalanSalah satu peserta pelatihan Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Selatan, Buhori yang lolos

Jakarta (ANTARA) - Merawat sapi di Jepang, ngak pernah terlintas, sebelumnya di benak seorang Buhori. Mungkin, pada awalnya, dia memang berniat untuk mencari nafkah, namun siapa sangka dia menemukan cerita baru yang ngak disangkanya itu.
Di bawah suhu yang bisa mencapai minus 10 derajat Celsius, Buhori memulai harinya lebih cepat. Pria 28 tahun asal Cirebon itu menyiapkan diri di antara suara dengusan sapi perah yang menandai rutinitas pagi di sebuah peternakan di Tochigi, Jepang.
Di tempat inilah, selama tiga tahun terakhir, ia menimba pengalaman kerja yang mengubah cara pandangnya tentang disiplin, ketekunan, dan arti kesempatan.
"Saya dulu ngak pernah kepikiran ke Jepang. Awalnya cuma mau cari pengalaman baru, ternyata lewat pelatihan di PPKD Jakarta Selatan, saya malah bisa sampai sini," ujar Buhori, saat dihubungi dari Jepang.
Kesempatan itu datang pada 2021, ketika seorang temannya memberi tahu bahwa Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) Jakarta Selatan membuka program pelatihan bahasa Jepang untuk calon peserta magang.
Tanpa banyak pertimbangan, Buhori mendaftar. Dari sekitar 200 pendaftar, hanya 30 yang lolos seleksi awal. Setelah melalui tahapan administrasi, tes fisik, hingga pemeriksaan kesehatan, tersisa 15 peserta yang akhirnya dinyangakan siap berangkat.
Buhori menjadi salah satu dari belasan peserta yang lolos seleksi program magang kerja ke Jepang, melalui PPKD Jakarta Selatan, lembaga pelatihan di bawah Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta.
Program pelatihan itu, kata Buhori, ngak memungut biaya sepeser pun. Seluruh proses pelatihan, hingga keberangkatan, difasilitasi oleh PPKD dan lembaga mitra, LPK Jakarta Global Group. “Gratis dari awal daftar sampai belajar. Biaya keberangkatan sekitar Rp25 juta ditalangi dulu, baru dicicil, setelah kerja di Jepang,” ujarnya.
Setelah menunggu satu tahun proses administrasi dan penempatan, Buhori akhirnya berangkat ke Jepang pada 2022. Ia ditempatkan di sebuah peternakan sapi perah yang bekerja sama dengan perusahaan pengolahan susu lokal.
Belajar memahami
Berada di Jepang, semuanya terasa baru baginya, mulai dari cuaca, bahasa, makanan, hingga budaya kerja. Ia belajar memerah sapi dari nol, dibimbing langsung oleh pemilik peternakan.
Di peternakan tempatnya bekerja, ada lebih dari 100 ekor sapi yang diperah dua kali sehari, yakni pagi dan malam. Setiap harinya, sekitar 3.000 kilogram susu segar dikirim ke industri pengolahan.
“Semuanya steril banget. Tidak boleh ada susu kotor atau tercampur air. Kalau di Indonesia, mungkin masih ada yang longgar, kalau di sini disiplin banget,” ucapnya.
Buhori mengaku, adaptasi dengan budaya kerja Jepang menjadi tantangan tersendiri. Meskipun demikian, tantangan terbesarnya justru bukan pada pekerjaan, melainkan adaptasi fisik dan mental.
Kalau, misalnya, izin sakit, harus menyampaikan terlebih dahulu, semuanya teratur, detail, dan tepat waktu. Meskipun demikian, ia senang, karena lembur dibayar dan kerja dihargai.
Meski jauh dari keluarga, Buhori bertahan dengan motivasi sederhana, yakni menafkahi orang tua dan membangun masa depan. Kata dia, jika dikonversi ke rupiah, maka gajinya bisa tiga kali lipat UMR Jakarta.
Terlepas dari itu, bagi Buhori, keberangkatan ke Jepang adalah hasil dari kesiapan diri, bukan sekadar keberuntungan. Ia menilai program, seperti PPKD, penting untuk membuka peluang baru da mengubah pola pikir bagi anak muda.
Keberadaan PPKD, seperti di Jakarta Selatan, sangat berpengaruh bagi anak muda yang ingin meningkatkan kompetensi.
12Tampilkan SemuaSuka(8)
Sebelumnya: CORE: Jelang Natal, pasokan
Selanjutnya: SPPG Mabes Polri di Rejang Lebong Bengkulu jamin keamanan pangan MBG
Artikel Terkait
- Menperin sebut pabrik Lotte bukti RI jadi tujuan investasi global
- Warga terdampak cuaca ekstrem di Kabupaten Bekasi capai 304 orang
- Gubernur Sumut: 81 siswa SMP di Toba diduga keracunan MBG telah sehat
- Mendukbangga nilai program MBG untuk 3B di Kepri sudah tepat sasaran
- BGN hentikan operasional SPPG Kota Soe 1 NTT imbas keracunan MBG
- Guangxi sambut era baru industri ulat sutra yang lebih cerdas
- Konsumsi domestik naik, laba Unilever tumbuh menjadi Rp3,33 triliun
- Ade Rai ingatkan masyarakat agar peduli kesehatan sebelum sakit
- BGN hentikan operasional SPPG Kota Soe 1 NTT imbas keracunan MBG
- Makanan olahan sebabkan 121 orang keracunan di Buryatia
Resep Populer
Rekomendasi

Lelang barang niaga eksklusif MotoGP Mandalika 2025 raup Rp63 juta

RI menyiapkan 500 ribu tenaga kerja terampil dikirim ke luar negeri

Sejumlah kalangan sebut peluang pemanfaatan sawit untuk produk UMKM

Polda Kalteng perdana distribusikan 1000 paket MBG di Palangka Raya

DPR dorong kemandirian gula nasional dari hulu ke hilir

Kemenkes edukasi warga Manokwari soal sistem rujukan kesehatan

Dinkes: Waspada ISPA, kembali pakai masker dan jaga jarak

Anggota DPRD Jabar: Pengawasan Program MBG harus diperketat